Kamis, 13 Agustus 2009

KH Nuril Huda: LDNU ingin menjadi banom


BEBERAPA waktu lalu, PP LDNU mendeklarasikan Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Langkah ini didasari fakta banyaknya jamaah haji Indonesia yang kemudian mereka meninggalkan ajaran ahlussunnah wal jamaah sesampainya di tanah air. Mereka kemudian mengira Qunut dan membaca wiridan bersama adalah Bid'ah.

Ini juga dilandasi komitmen LDNU untuk mempertahankan aqidah yang selama ini diyakini oleh NU. Ditengah banyaknya ideologi yang bertentangan, maka pembentukan asosiasi ini penting. Karena jamaah haji Indonesia mayoritasnya adalah warga Nahdliyyin dan menjadi sasaran 'pembodohan' kelompok di luar melalui berbagai buku saku yang diedarkan secara gratis di tanah suci.

Karena itu, sangat penting untuk memberikan penjelasan kepada para jamah Haji NU agar tidak terpengaruh oleh paham lain di luar paham Aswaja yang merupakan paham mayoritas muslim di seluruh dunia.

Diharapkan pada Muktamar ke-32 NU di Makassar, Januari 2010 nanti, LDNU bisa menjadi badan otonom NU. Bukan lembaga lagi seperti sekarang. Sebab lembaga hanya bersifat koordinatif. Tidak bisa langsung ke daerah-daerah. Anak-anak muda NU yang aktif dan tercatat di lembaga dakwah jumlahnya sekitar 48 ribu. Mereka adalah juru dakwah semua.

Ketika Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Malang, beberapa tahun lalu, Bung Karno yang hadir dengan lantang menyampaikan pidato menggugah semangat kaum muda. "Saudara-saudara, berikanlah saya seribu manusia tua, baru mengguncang Himalaya. Tapi berikanlah sepuluh pemuda, baru mengguncangkan dunia."

Sekarang ini, gerakan kelompok trans-nasional di Indonesia ini luar biasa. Perkembangan aliran Wahabi sangat luar biasa. Mereka punya dana besar untuk ‘nggebuki’ NU. Sementara itu, di kalangan NU sekarang ini yang ada hanya tiga putaran orang. Putaran pertama, lahir batin NU-nya, putaran kedua setengah-setengah NU-nya, dan putaran ketiga minta serta mencari makan di NU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar